Ramadhan sudah tiba.
Umat Islam pun berlomba-lomba untuk beribadah di bulan yang suci ini. Ada tradisi yang melekat kuat di masyarakat Arab maupun di Indonseia, atau malah bahkan di negara lain bahwa Ramadhan juga identik dengan buah kurma.
Di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, kurma ini menjadi makanan favorit para jama'ah di sana saat berbuka puasa. Begitu juga di Indonesia, buah kurma menjadi buah yang paling banyak di cari.
Rupanya tradisi tersebut bukan tercipta dengan sendirinya. Mereka meneladani cara Rasulullah SAW berbuka dan makan sahur.
Allah SWT berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا artinya:
"Sesungguhnya pada diri Rasululah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap ridha Allah dan hari akhir serta banyak berzikir kepada Allah."
(QS. Al Ahzab: 21).
Sebagaimana diriwayatkan banyak hadits, Rasulullah SAW menyukai buah kurma sebagai makanan pembuka saat berbuka puasa serta menjadi makanan penutup di kala sahur.
Teladani sunnah, berarti akan berpahala.
Teladan Rasulullah.
Rasululah SAW bersabda,
"Sebaik-baik sahurnya seorang mukmin adalah kurma."
(HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban, Baihaqi).
Rasululah SAW menegaskan, barang siapa yang tidak menemukan kurma, hendaknya bersungguh-sungguh untuk sahur walau hanya dengan meneguk satu teguk air, karena fadhilah atau keutamaan dari sahur tersebut.
Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya makan sahur adalah berkah yang Allah berikan kepada kalian, maka janganlah kalian tinggalkan."
(HR. An Nasa'i dan Ahmad).
Sedangkan saat berbuka puasa, Rasulullah SAW menganjurkan untuk makan buah kurma.
Dari Salman bin Amir, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,
"Jika salah seorang di antara kalian akan berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma sebab kurma itu berkah, kalau tidak ada, maka dengan air karena air itu bersih dan suci."
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Dalam hadits lainnya disebutkan, dari Anas bin Malik r.a. berkata,
"Nabi SAW biasa berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat, jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan kurma, jika tidak ada kurma, Beliau minum dengan satu tegukan air."
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah).
Pertanyaannya, kenapa harus dengan kurma...
Jika berbuyka puasa, oragna pencernaan khususnya lambung membutuhkan sesuatu yang lebut biar bisa bekerja lagi dengan baik. Jadi makanannya harus yang mudah dicerna dan juga mengandung gula dan air dalam satu makanan.
Keistimewaan Kurma.
Sedangkan dari sisi medis, buah kurma ini ternyata makanan yang paling baik. Kurma mengandung zat gula yang tinggi yaitu antara 75-87 persen dan glukosanya sebanayk 55 persen, fruktosanya 45 persen lebih tinggi dari jumlah protein, minyak dan beberapa vitamin seperti vitamin A, B2, B12 dan sejumlah zat penting lain seperti kalsium, fosfor, potassium, sulfur, sodium, magnesium, cobalt, seng, florin, tembaga, salyolosa dan sebagainya.
Fraktosa akan diubah menjadi glukosa dengan cepat dan langsung diserap oleh organ pencernaan, kemudian dikirim ke seluruh tubuh, khususnya ke organ-oragn inti seperti otak, syaraf, sel darah merah dan sel pembersih tulang.
Seperti yang kita ketahui, di ujung puasa setiap harinya, glukosa dan insulin dalam darah yang datang dari katup hati akan bergetar.
Artinya, proses buka puasa kita bakal meminimalisir pemakaian glukosa yang diambil dari organ hati dan sel-sel ujung seperti otot-otot dan sel syaraf menjadi sesuatu yang bisa menghilangkan setiap zat yang terkandung dalam gelokogen hati.
Kandungan Kurma.
Berdasarkan penelitian yang dilakukakn oleh Dr. Hisyam Syamsi Basya, dalam satu kurma itu mengandung:
- Air 20-24 persen.
- Gula 70-75 persen.
- Protein 2-3 persen.
- Serat 8.5 persen.
- Dan sedikit sekali kandungan lemak jenuhnya (lechitin).
- Air 65-70 persen.
- Zat gula 24-58 persen.
- Protein 1.2-2 persen.
- Serat 2.5 persen.
Terakhir...
Selamat menjalankan ibadah puasa.