Tuesday, July 23, 2013

Pengaruh Stres Terhadap Ibu Hamil

Dampak buruk stres pada ibu hamil akan menyebabkan tekanan darah tinggi yang umumnya dilatarbelakangi oleh keadaan stres selama masa kehamilan menjadi sebab utama di dunia kematian ibu dan janin. Perempuan hamil lebih tinggi berisiko stroke, 2,4 kali lebih besar daripada yang perempuan tidak hamil. Hal ini dikemukakan di jurnal kesehatan perempuan oleh peneliti Loyola di University Health System, Amerika.


"Diagnosis dari hasil penelitian dan identifikasi perempuan hamil berisiko stroke dianjurkan untuk melakukan terapi dari awal masa kehamilan dan hasil klinis menunjukkan tekanan darahnya normal, jika dilakukan dengan rutin," ujar Loyola.

Kehamilan identik dengan naiknya tekanan darah tinggi termasuk pre-eklampsia, eklampsia dan penyakit yang jarang ditemui namun serius, disebut sindroma HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hati dan jumlah trombosit rendah).

Pre-eklampsia atau sering disebut toksemia ini adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap perempuan hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Perempuan hamil dengan pre-eklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Pre-eklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan.

Sedangkan eklampsia merupakan kondisi lanjutan dari pra-eklampsia yang tidak teratasi dengan baik. Jika perempuan hamil mengalami eklampsia akan sering mengalami kejang-kejang. Eklampsia juga menyebabkan perempuan hamil koma, bahkan menyebabkan kematian, baik sebelum atau sesudah melahirkan.

Pre-eklampsia adalah multi sistem gangguan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi. Jika tidak diobati, pre-eklampsia dapat menyebabkan komplikasi serius, mungkin akan berakibat fatal pada ibu dan bayi. Pada pre-eklampsia yang parah, pasien dapat mengembangkan oliguria atau keluarnya urin berkurang, edema paru (cairan di paru-paru), disfungsi hati, trombosit rendah, dan perubahan status mental dan gejolak otak lainnya.

Pre-eklampsia dapat berkembang menjadi eklampsia atau sindroma HELLP. Pre-eklampsia berkembang menjadi eklampsia ketika pasien mengalami kejang-kejang atau masuk ke dalam status koma. Eklampsia atau bahkan HELLP dapat menyebabkan perdarahan, masalah hati dan darah tinggi yang akan merugikan ibu dan bayi.

Loyola mengatakan, “Bagi perempuan hamil yang memiliki pre-eklampsia adalah faktor terbesar risiko stroke. Setelah pasien didiagnosa dengan pre-eklampsia atau eklampsia, dokter yang menangani pasien seperti ini harus berusaha mengontrol tekanan darah tinggi dan kejang-kejang serta mengelola pembengkakan otak.”

Para peneliti mengidentifikasi, perempuan yang memiliki pre-eklampsia berada pada risiko tertinggi untuk terkena stroke di masa depan.

sumber:
klik dokter.