Tuesday, September 10, 2013

Kontroversi Efektivitas Rokok Elektrik Hentikan Kebiasaan Merokok

Rokok elektrik digadang-gadang sebagai solusi untuk berhenti merokok. Metode tersebut pun disandingkan dengan Terapi Pengganti Nikotin (TPN) yang sebelumnya dikatakan mampu menekan prevalensi perokok. Meski demikian, penggunaan rokok elektrik masih menjadi perdebatan di kalangan ahli medis.

Sebuah studi baru mengatakan, rokok elektrik cukup efektif dalam menghentikan kebiasaan merokok. Menurut para peneliti, efektivitas rokok elektrik hampir sama dengan TPN terstandar setelah membandingkan tingkat keberhasilan di antara keduanya.

Studi tersebut dipublikasi kurang dari seminggu setelah sebuah studi sebelumnya menunjukkan peningkatan pengguna rokok elektrik di kalangan remaja hingga dua kali lipat.

Sebelumnya, rokok elektrik sudah menjadi kontroversi di kalangan tenaga medis. Sebagian mengatakan, rokok elektronik cenderung mampu untuk membantu perokok yang gagal berhenti merokok dengan TPN. Sebagian lagi berpendapat, rokok elektronik justru menjadi pintu masuk kecanduan nikotin dari merokok bagi perokok baru.

Sementara rokok elektrik masih menjadi kontroversi, aktivitas merokok terus menjadi pembunuh bagi mereka yang menjadi pencandunya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, tembakau bertanggung jawab untuk 6 juta kematian setiap tahunnya. Dan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 8 juta di tahun 2030.

Selain menyebabkan kanker paru dan penyakit pernapasan kronik lainnya, merokok juga merupakan pemicu utama penyakit kardiovaskular, penyakit penyebab kematian nomor satu di dunia.

Studi baru yang dipublikasi dalam jurnal The Lancet Medical tersebut merupakan studi pertama yang menguji efektivitas rokok elektrik dibandingkan dengan TPN. TPN sebelumnya sudah dikenal sebagai metode yang membantu orang untuk berhenti merokok.

Dalam studi tersebut, para peneliti melakukan analisa terhadap 657 perokok yang ingin berhenti merokok. Mereka pun membagi peserta menjadi tiga kelompok yang diberi metode berhenti merokok yang berbeda, dengan rokok elektronik, TPN, dan rokok elektronik dengan plasebo (tanpa nikotin). Studi dilakukan dalam periode 13 minggu.

Selama periode tersebut, 5,7 persen peserta dinyatakan berhasil berhenti merokok. Kelompok pengguna rokok elektronik merupakan kelompok dengan persentase keberhasilan berhenti merokok tertinggi yaitu 7,3 persen, diikuti kelompok TPN 5,8 persen, dan plasebo 4,1 persen. Perbedaan ketiganya memang tidak signifikan, namun tetap bisa dibandingkan.

Ketua studi Chris Bullen, peneliti asal New Zealand's University of Auckland mengatakan, meski perbandingan hasil antara rokok elektrik dan TPN tidak jauh, namun selama enam bulan, rokok elektrik memberikan hasil yang lebih baik untuk mengurangi konsumsi tembakau.

"Hal yang menarik lagi adalah peserta studi umumnya lebih antusias mencoba rokok elektrik dibandingkan dengan TPN. Mereka bahkan merekomendasikan metode tersebut pada kerabat dan rekan mereka," tuturnya.( sumber : http://health.kompas.com)