Tuesday, September 10, 2013

Kecanduan Pornografi, Pria Cenderung Diskriminasi Jender

Diskriminasi jender merupakan hal yang berlawanan dengan emansipasi. Salah satu kebiasaan yang meningkatkan kecenderungan diskriminasi jender adalah menonton tayangan porno.

Tayangan porno, baik gambar maupun video, sejak lama menjadi kontroversi dalam perabadan modern. Tayangan tersebut dikatakan membuka pengalaman mental yang tidak pernah dibayangkan beberapa dekade belakangan.

Para peneliti asal University of Copenhagen dan University of California, Los Angeles, melakukan analisis pada 200 pria dan wanita Denmark yang berusia 18-30 tahun. Mereka kemudian menguji kebiasaan menonton tayangan porno dan kepribadian peserta.

Mereka menemukan, peserta yang memiliki kebiasaan menonton tayangan porno cenderung untuk lebih antagonis dan gemar membuat permusuhan dengan sesamanya. Peserta tersebut juga cenderung tidak bersahabat dan egois.

Selanjutnya, para peneliti mencoba untuk lebih detail dan fokus terhadap sikap yang berhubungan dengan diskriminasi jender. Mereka menguji peserta untuk menentukan apakah kebiasaan menonton tayangan porno benar-benar memengaruhi sikap diskriminatif terhadap jender.

Hasilnya, peserta dengan hobi menonton tayangan porno cenderung untuk memiliki sikap diskriminatif terhadap jender, termasuk tidak ramah, berprasangka buruk, dan menyepelekan lawan jenisnya, dibanding dengan mereka yang tidak.

Studi yang dilaporkan dalam Journal of Communication tersebut menemukan, wanita cenderung untuk menahan sikapnya dibandingkan pria. Karena itu, hasil tersebut tidak berlaku pada wanita.

Peneliti studi Gert Hald mengatakan, temuan ini mungkin dapat membantu para peneliti untuk lebih mengerti dampak pornografi terhadap perubahan cara bersikap. "Meski hasil yang didapat dari studi ini mungkin tidak sama pada setiap orang," ujarnya.

Para peneliti mengatakan, hasil studi ini hanya terbatas pada pria dan wanita heteroseksual, dan bahwa hubungan antara kebiasaan menonton tayangan porno dan diskriminasi jender bukan merupakan hubungan sebab akibat.(sumber : health.kompas.com)