Sunday, October 23, 2011

Deteksi Sariawan Anak Kecil

Apakah keceriaan buah hati Anda mendadak hilang, menolak makan serta minum susu, panas tubuh nya pun meningkat...
Ini bisa jadi menjadi tanda awal terjadinya sariawan. Agar sariawan tidak berkepanjangan, pastikan memberi si kecil makanan yang kaya vitamin dan serat serta menghindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin.

Sariawan merupakan tukak kecil bergaris tengah kira-kira 3 mm dengan dasar berwarna putih kekuningan. TImbulnya secara berulang-ulang di lidah, bibir, pipi bagian dalam (mukosa), dan ternggorokan. Besarnya sariawan tetap, tidak membesar, melebar atau menjalar seperti halnya bisul.


Kenali Jenisnya.
Ada beberapa jenis sariawan yang terjadi pada anak.
1. Sariawan karena Trauma (Stomatitis Apthosa).
Yaitu sariawan karena luka tergigit atau gesekan sikat gigi yang tidak tepat sehingga melukai rongga mulut dan lecet.
Pemilihan sikat gigi dan cara membersihkan gigi yang benar akan mengurangi potensi luka ini.
2. Jenis Oral Thrush (Moniliasis).
Yaitu sariawan yang disebabkan tumbuhnya jamur candida albican di lidah.
3. Stomatitis Herpetic.
Sariawan ini dapat ditemukan di belakang tenggorokan yang disebabkan oleh virus herpes simplek.

Adapun sariawan yang kerap mengganggu keceriaan anak-anak balita adalah yang berjenis Stomatitis Apthosa dan Stomatitis Herpetic.

Kenali Gejalanya.
Untuk mencegah sariawan, haruslah dikenali gejalanya.

Tanda awal sariawan yang mudah dikenali:
  • Lidah menjadi agak licin.
  • Lidah berwarna kemerah-merahan.
  • Timbul luka-luka di bagian bawah dan pinggir atau tengah lidah.
  • Pada pipi bagian dalam tampak bintik-bintik putih.
  • Munculnya benjolah di bagian pipi bagian dalam yang dapat pecah sehingga membuat mulut terasa perih.
Adapun luka-luka di rongga mulut dapat disebabkan beberapa hal,
  • Karena tergigit pada bibir atau lidah akibat susunan gigi yang tidak teratur.
  • Akibat menyikat gigi terlalu keras atau bulu sikat yang sudah mengembang.
  • Juga bisa diakibatkan alergi terhadap suatu makanan tertentu, seperti cabai dan nanas.
  • Faktor psikologis.
  • Kekurangan vitamin B, Vitamin C serta zat besi.
Gejala lain yang dapat dilihat secara nyata adalah:
  • Demam tinggi hingga mencapai 40 derjat celcius.
  • Si kecil mengeluarkan air liru lebih dari biasanya.
  • Aroma bau mulut yang kurang menyedapkan.
  • Si kecil terlihat gelisah dan agak rewel.
  • Tidak mau makan dan tidak mau minum ASI atau susu botol.
Pemeriksaan secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan alat spatel lidah dan bila tidak memungkinkan, bisa menggunakan sendok kecil.
Tekan lidah dengan alat ini, turunkan sedikit gagangnya hingga rongga mulutnya terlihat.

Cara Mengobati.
Memberikan menu seimbang dalam konsumsi makanan anak sangatlah penting.
Makanan yang kaya serat seperti sayur dan buah yang mengandung vitamin C, B12 dan zat besi. Selain itu, orang tua harus menghindari memberikan makanan atau minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin.

Sebaiknya suapi si kecil dengan sendok secara perlahanm saat memberikan makanan.
Usahaan memberikan minum lewat gelas dengan memakai sedotan demi menghindari kontak langsung dengan sariawan agar tidak menimbulkan gesekan dan trauma.
Kemudian pilihlah makanan yang teksturnya lebih lembut dan cair agar mudah ditelan. Olesi bagian yang terkena sariawan dengan madu.

Jangan memaksa anak makan nasi, berikan makanan yang bertekstur lunak seperti bubur dan sebagainya. Jika memberikan obat anti sariawan, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Sebab, obat yang tidak tepat dapat berdampak kurang baik untuk kesehatan anak.